Rabu, 19 Januari 2011
Ke Baghdad ku meminang bidadari
Ke Baghdad ku meminang bidadariTepat PK.00.00 WIB
Mata teduh laki-laki itu masih terjaga
Apa gerangan yang dia lakukan???
Laki-laki itu tampak sibuk menyiapkan peralatan
Tambang, belati, senapan kecil, beberapa pakaian
Dia masukkan dalam ransel merah bergaris hitam
Dia berdiri
Mata teduhnya mengitari kamar yang sebentar lagi akan dia tinggalkan
Oooo….dia ternyata sedang berfikir
Apa gerangan bekal yang tertinggal
Tangan kukuhnya mengambil sebuah kotak berwarna biru tua berhias pita biru bercorak silver
Dia membukanya
Sebuah al-qur’an kecil bersampul merah marun
Dia mengecup al-qur’an itu sambil memejamkan matanya
Namun tiba-tiba mata itu mengeluarkan cairan bening hingga membasahi mushaf mungil yang masih menempel dibibirnya
Entah apa yang dia pikirkan
Namun…bibirnya bergerak mengucap sesuatu
Mungkin sebuah do’a tulus
Punggungnya berguncang beberapa saat
Berkelebat memory beberapa tahun lalu
Seseorang yang memberikan mushaf kecil merah marun itu
Sosok itu berkata padanya melalui sepucuk surat bersampul putih
“ Akhi…saat ini aku belum bisa menemani perjalanan hidupmu, oleh karena itu, izinkanlah mushaf usang ini menjadi salah satu bekalmu ketika Rabb kita memilih jiwamu untuk menjadi tentaraNYA. Ku harap mushaf ini menjadi saksi kesyahidan mujahidiin di negeri terjajah sana. Jika kau bertemu Rabb kita katakana padaNYA ‘Jadikan aku sebagai tentaraNYA pula, meski aku seorang hawa’. Akhi…bergembiralah karena ada makhluk langit terindah yang sedang menunggumu, menunggu kehadiranmu. Makhluk yang Rabb kita sediakan untuk orang-orang yang berjuang untuk dien ini, dialah HURUN’INmu”.
Sekali lagi punggungnya berguncang
Namun bibir itu tersenyum
Karena sebentar lagi citanya akan tercapai
Apa yang dikatakan sosok itu akan tergapai
Janji kepada Rabbnya akan tertunaikan
Gumamnya “mana ada orang tua yang menikahkan putrinya dengan pemuda yang berusia pendek”
Hal ini memang sering terjadi seperti di Palestian sana.
Kemudian …
Kepalanya tertunduk
Teringat sosok lembut yang selama ini mengasuhnya,
Beberapa hari lalu
melalui saluran seluler
Sosok lembut itu tersedu
Berharap permata hatinya mengurungkan niatnya
“Oohh Bunda…ini adalah perpisahan sementara, permata hatimu menginginkan perjumpaan yang kekal, tiada kehidupan yang kekal selain disyurgaNYA. Sungguh kita tidak akan berpisah untuk selamanya, percayalah”
Lain dengan sosok perkasa selain dirinya dirumahnya
Yang menjadi teman sejawatnya
“ Berangkatlah nak…jangan pedulikan kami, Ayah yakin Tuhan kita akan meridhaimu. Jadilah pejuang islam yang akan memenangkan dien ini”
Juga…saudara-saudaranya….
Berharap yang sama seperti sosok lembut itu
Saudaranya yang dikasihinya
Yang selama ini menjadi penyemangat hidupnya
Yang selama ini dia topang
Dia menjadi tulang punggung keluarganya
Hingga pukul 01.00 dini hari
Mata teduhnya belum juga terpejam
Hati putihnya berucap takbir, hamdalah dan tahlil
Menunggu shahabat perjuangnya menjemputnya
“Wahai saudaraku tunggulah kedatanganku, kita harum kan tubuh kita dengan keringat dan peluh jihad menempel disekujur tubuh. Kita selamatkan dunia ini dengan senjata.Ini adalah pengorbanan tertinggi kita, ini adalah perniagaan yang menguntungkan. Berjuanglah hingga badan dan kepala terpisah. Tunggulah para Syuhada dan Anbiya inshaAllah kita akan berjumpa, dan izinkanlah aku melihat wajah MU wahai kekasih ku”
Pukul 03.00 WIB
Dari luar terdengar ketukan pintu
Laki-laki bermata teduh itu bangkit dan menyambut tamu itu
Ternyata itulah yang ditunggu-tunggu dirinya
5 orang laki-laki gagah yang merupakan sahabat seperjuangannya
Mereka berpelukan
Katanya”mari kita berangkat”
Wahai sahabat…..laki-laki bermata teduh itu telah pergi
Menyambut seruan Rabbnya
Cita-cita yang selama ini
Dia impikan telah tercapai
Dia memenuhi seruan saudaranya yang terluka dan terhina
Dia akan mengembalikan izzah kaum muslimin di negeri Baghdad
Sungguh I’dad yang selama ini dia lakukan bersama shahabatnya tidaklah sia-sia
Rabbnya telah memenuhi janjinya
Sehari sebelum keberangkatannya
dia layangkan sepucuk surat pada sosok yang membekali dirinya dengan al-quran bersampul merah marun itu
Katanya “ Ke Baghdad aku meminang bidadari, ku harap kau berada diantaranya”
Selamat berjuang wahai saudaraku….
Ridha Tuhanmu menyertaimu
Kutunggu berita kesyahidanmu.
Allaahuakbar yaa Rijal!!!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar