Kamis, 20 Januari 2011

Ibroh

Ibroh
Sa’at itu Abu Bakar Asyidiq menjabat sebagai Kholifah (Presiden). Waktu itu beliau pergi kepasar mau berdagang, di tengah jalan bertemu dng Umar Bin Khotob, Umar pun bertanya, “Wahai Abu Bakar, engkau sebagai Kholifah (Presiden) tapi masih juga menyibukkan diri ke pasar berdagang, apakah tidak mengganggu tugasmu sebagai Kholifah (Presiden) yang berkewajiban untuk melayani rakyat (umat)?”
Jawab Abu Bakar, “Wahai Umar, aku berdagang ke pasar mencari nafkah untuk keluargaku?”. Lalu Umar mendatangi Abu Ubaidah sebagai pemegang amanah baitul mal (Bendahara negara) untuk mengusulkan agar Abu Bakar di beri gaji yang di ambil dari Kas Negara, agar tidak harus berdagang ke pasar yang bisa mengganggu tugas Abu Bakar sebagai Kepala Negara.
Di kemudian hari istri Abu Bakar berkata pada Beliau “Aku ingin membuat dan makan manisan, jika Engkau mengizinkan, maka aku akan menyisihkan uang belanja dari Engkau untuk keperluan itu”. Abu Bakarpun mengizinkan.
Setelah uang terkumpul maka Istri Abu Bakar berkata lagi, “Ini uang hasil aku menyisihkan sebagian uang belanja. Belikan aku keperluan untuk membuat manisan di Pasar”.
Jawab Abu Bakar pada istrinya, “Kalau begitu berarti gajiku sebagai Presiden (kholifah) terlalu besar, sehingga engkau masih bisa menyisihkan sebagian uang untuk keinginanmu ini”.
Abu Bakar akhirnya memohon agar gajinya sebagai Presiden (kholifah) di potong sebesar uang yang telah bisa disisihkan oleh istri Beliau.

Tidak ada komentar: