Minggu, 23 Januari 2011

Asuransi Dunia Akhirot

Sanggar Qur'ani Ketika Menghafal Qur'an Dimulai Sejak Dini

Manusia modern kini semakin cemas menghadapi realitas hidup. Perusahaan-perusahaan asuransi menjamur di mana-mana, dari yang berbasis konvensional maupun yang berbasis syari’ah. Bukan hanya harta-benda, rumah, kendaraan, perusahaan, anak, sekolah, bahkan jiwanyapun takut kalau-kalau terenggut oleh malaikat maut.

Bukan hanya di negara-negara maju yang mengalami trend ini, di negara-negara berkembangpun tidak kalah, tidak kuat membendung ”ledakan tren asuransi” ini. Sebuah penelitian mengatakan di Amerika keuntungan perusahaan Asuransi melonjak naik hingga berkali lipat.

Demi keamanan dan perlindungan harta berharganya, rela merogoh kocek yang tidak sedikit untuk membayar premi kepada perusahaan-perusahaan asuransi.

Jika kecenderungan manusia modern ingin selalu memproteksi diri dan harta-bendanya. Mereka lupa pada proteksi dari mala petaka yang lebih dari itu yaitu asuransi dunia akhirat.

Tidak harus mahal-mahal membayar premi, cukup dengan mengucapkan beberapa kalimat yang ringan di lisan namun sangat memberatkan timbangan di akhirat. Dengan menjaganya setiap siang dan malam, Allah SWT. akan memproteknya dari berbagai keburukan dan mara bahaya baik dunia maupun akhiratnya.
Anda barangkali tidak begitu percaya kalau kata-kata ini benar adanya, banyak hadits shahih yang menyatakan demikian. Allah akan menjaga seorang hamba yang selalu menunaikan sholat subuh misalnya, sabda Rasullah SAW. ”barang siapa sholat subuh maka ia berada pada tanggungan asuransi Allah”. Luar biasa hanya dengan melakukan amalan yang ringan, namun hasilnya sangat berarti untuk dunia akhiratnya, dan masih banyak hadits lain yang menyatakan demikian.

Berikut ini akan kita bahas beberapa poin disertai dengan hadits dan penjelasannya.

1. Menunaikan Sholat Subuh Berjamaah Di Masjid

Artinya:

Dari Anas bin Sirin katanya; aku mendengar Jundab bin Abdullah berkata; Rasulullah bersabda: “Barangsiapa shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah, oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu dari kalian sebagai imbalan jaminan-Nya, sehingga Allah menangkapnya dan menyungkurkannya ke dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no.1050, bab keutamaan sholat isya dan subuh berjamaah).Dari Jundab bin Sufyan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Barangsiapa shalat subuh maka ia dalam jaminan Allah, oleh sebab itu janganlah membatalkan jaminan Allah. “Abu Isa mengatakan hadits hasan shahih. Syaikh Al-Bani mengatakan hadits shahih. (HR.Tirmidzi). (HR. Ibnu Majah no.3935, bab kaum muslimin dalam tanggungan Allah).

Dari Abu Bakr As Shidiq dia berkata, “Rasulullah bersabda: “Barangsiapa menunaikan shalat shubuh maka dia berada di bawah perlindungan Allah, oleh karena itu janganlah kalian melanggar perjanjian Allah. Barangsiapa membunuhnya, maka Allah akan menuntutnya sehingga melemparkan wajahnya ke dalam neraka.” (HR. Ibnu Majah no.3935, bab kaum muslimin dalam tanggungan Allah).
Keterangan:

Hadits-hadits ini menjelaskan mengenai jaminan Allah terhadap seorang yang menunaikan sholat subuh secara berjamaah di masjid sebagaimana dijelaskan dalam kitab tuhfatul ahwadzi.

Seorang yang menunaikan ibadah agung ini berada pada zona jaminan Allah SWT. Menjaga dan memelihara dari mara bahaya yang akan menimpa, baik harta maupun jiwanya. Maka  jangan sampai kita menyakiti atau mendzaliminya.

Yang dimaksud dengan jaminan ini (dzimmah), menurut kitab tuhfatul ahwadzi adalah sholat subuh. Ia laksana premi yang dibayarkan pada asuransi Allah. Menjadi jaminan keamanan seorang yang menunaikannya. Kitab ini tegas mengatakan “Janganlah kalian meninggalkan sholat subuh yang Allah akan membatalkan perjanjian jaminan kalian dengan-Nya.”

Sebuah riwayat dalam kitab “fathul bari” mengatakan bahwa Al-Hajjaj memerintahkan Salim bin Abdullah untuk membunuh seseorang, maka sebelum mengeksekusi Salim bertanya kepadanya: “apakah kamu menunaikan sholat subuh?”, orang itu menjawab: “iya”, Salim berkata: “pergilah, anda bebas”, maka Al-Hajjaj berkata: “kenapa kamu tidak berani mengeksekusinya?,” Salim menjawab: “ayahku pernah menyampaikan hadits bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang sholat subuh maka hari itu ia berada pada jaminan Allah, maka saya enggan untuk membunuh seseorang yang telah mendapat jaminan  Allah. Maka Al-Hajjaj bertanya kepada Ibnu Umar: “apakah kamu pernah mendengarnya dari Rasulullah SAW?”, ia menjawab: “iya”.

Sesungguhnya amal manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya”.Jika shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya; dan kalau buruk, maka buruklah seluruh amalnya. Bagaimana mungkin seorang mukmin mengharapkan kebaikan di akhirat, sedang pada hari kiamat bukunya kosong dari shalat subuh tepat waktu?.

“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat isya’ dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak” [HR Al-Bukhari dan Muslim].

Shalat Subuh memang shalat wajib yang paling sedikit jumlah rekaatnya; hanya dua rekaat saja. Namun, ia menjadi standar keimanan seseorang dan ujian terhadap kejujuran, karena waktunya sangat sempit yaitu sampai matahari terbit.

Ada hukuman khusus bagi yang meninggalkan shalat Subuh. Rasulullah saw telah menyebutkan hukuman berat bagi yang tidur dan meninggalkan shalat wajib, kebanyakan penyebab utama seseorang meninggalkan shalat subuh adalah tidur.

“Setan melilit leher seorang di antara kalian dengan tiga lilitan ketika ia tidur. Dengan setiap lilitan setan membisikkan, ‘Nikmatilah malam yang panjang ini’. Apabila ia bangun lalu mengingat Allah, maka terlepaslah lilitan itu. Apabila ia berwudhu, lepaslah lilitan yang kedua. Kemudian apabila ia shalat, lepaslah lilitan yang ketiga, sehingga ia menjadi bersemangat. Tetapi kalau tidak, ia akan terbawa lamban dan malas”.

“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan (waktu Isya’ dan Subuh) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat”. [HR. Abu Dawud, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]

Allah akan memberi cahaya yang sangat terang pada hari kiamat nantinya kepada mereka yang menjaga Shalat Subuh berjamaah (bagi kaum lelaki di masjid), cahaya itu ada dimana saja, dan tidak mengambilnya ketika melewati Sirath Al-Mustaqim, dan akan tetap bersama mereka sampai mereka masuk surga, Insya Allah.

“Shalat berjamaah (bagi kaum lelaki) lebih utama dari shalat salah seorang kamu yang sendirian, berbanding dua puluh tujuh kali lipat. Malaikat penjaga malam dan siang berkumpul pada waktu shalat Subuh”. “Kemudian naiklah para malaikat yang menyertai kamu pada malam harinya, lalu Rabb mereka bertanya kepada mereka – padahal Dia lebih mengetahui keadaan mereka – ”Bagaimana hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan?” Mereka menjawab, ”Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami jumpai mereka dalam keadaan shalat juga.” [HR Al-Bukhari]

Sedangkan bagi wanita – walau shalat di masjid diperbolehkan – shalat di rumah adalah lebih baik dan lebih banyak pahalanya, yaitu yang mengerjakan shalat Subuh pada saat para pria sedang shalat di masjid. Ujian yang membedakan antara wanita munafik dan wanita mukminah adalah shalat pada permulaan waktu.

“Barang siapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Shalat Subuh menjadikan seluruh umat berada dalam jaminan, penjagaan, dan perlindungan Allah sepanjang hari. Barang siapa membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntutnya, sehingga Ia akan membenamkan mukanya ke dalam neraka” [HR Muslim, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]

Banyak permasalahan, yang bila diurut, bersumber dari pelaksanaan shalat Subuh yang disepelekan. Banyak peristiwa petaka yang terjadi pada kaum pendurhaka terjadi di waktu Subuh, yang menandai berakhirnya dominasi jahiliyah dan munculnya cahaya tauhid.

“Sesungguhnya saat jatuhnya adzab kepada mereka ialah di waktu Subuh; bukankah Subuh itu sudah dekat?” (QS Huud:81)

Rutinitas harian dimulainya tergantung pada pelaksanaan shalat Subuh. Seluruh urusan dunia seiring dengan waktu shalat, bukan waktu shalat yang harus mengikuti urusan dunia.
 
Ini adalah poin yang pertama, semoga kita mampu merealisasikannya dan mendapatkan perlindungan di dunia dan akhirat. Insya Allah akan kita lanjutkan pada kesempatan berikutnya, amin.
wallohu'alam
silahkan berikan comentar

Tidak ada komentar: