Jumat, 10 Juni 2011


Membentengi Anak dengan Akhlaq Islami
Alloh SWT berkata dalam QS al-Qalam ayat 4, “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad), benar-benar berbudi pekerti yang luhur“.
Ayat ini menggambarkan bagaimana tingginya akhlaq nabi Muhamad saw, sampai-sampai Alloh SWT menyatakan secara spesifik dalam firman-Nya. Masyarakat dunia, tak terkecuali non-muslim, jika ia memahami kehidupan nabi Muhammad, akan mengakui begitu indahnya islam saat diterjemahkan oleh akhlaq rosululloh. Maka dari itu, tidak mengherankan jika banyak orang kafir berbondong-bondong masuk islam.
Dewasa ini, kita sedang dihadapkan dengan musibah besar yang melanda akhlaq masyarakat Indonesia yakni penyebaran video porno artis terkenal. Betapa tidak, hampir semua kalangan dibuat penasaran untuk melihat adegan video porno tersebut. Menyebarnya kasus ini, tentunya memiliki dampak negatif, khususnya kalau dilihat oleh anak kecil yang belum cukup umur.
Orang tua muslim yang jujur kepada Alloh yang di hatinya memiliki energi keimanan, akan merasa takut dan galau kalau anaknya menjadi korban akhlaq bejat tersebut. Ia akan berusaha sekuat tenaga membentengi anak dan keluarganya dengan akhlaq islami. Sebagaimana nabi Muhammad mengajarkan akhlaq islam yang mulia dan agung, berikut beberapa kiat yang bisa menjadi acuan dalam membangun akhlaq islami:
#1. Menjadikan Akhlaq Islam Sebagai Prioritas Utama dalam Keseluruhan Aktivitas
Boleh saja kita mendidik dan memiliki cita-cita agar buah hati sukses di bidang tertentu, misalnya menjadi ahli ekonomi, ahli pendidikan, ahli politik, ahli kedokteran dan lain sebagainya. Namun perlu diperhatikan, dari itu semua, akhlaq islam haruslah menjadi prioritas utama yang ditanamkan sejak dini. Jadikanlah al-Quran sebagai pegangan utama untuk menghadirkan akhlaq islam kepada anak-anak.
Jika hal ini diterapkan, niscaya anak memiliki pribadi dengan akhlaq yang mulia. Ia tidak akan menipu, menghancurkan bangsa, mengikuti nafsu, dan menghalalkan sesuatu dengan berbagai cara. Al-quran dalam sejarahnya diturunkan selama 13 tahun, fokus mengajarkan manusia beraqidah dan akhlq yang baik.
#2.  Meyakini  bahwa Akhlaq Islam adalah Permanen Sepanjang Masa.
Akhlaq yang diajarkan Islam bersifat permanen. Ia tidak luntur atau lekang dimakan waktu dan tempat. Saat al-Quran mengajarkan berbuat baik kepada orang tua, maka nilai ini berlaku sepanjang masa. Begitu pula saat al-Quran menyatakan jangan mendekati zina, maka nilai inipun berlaku sepanjang masa.
Saat ini, begitu dahsyatnya propaganda yang bertujuan menggeser nilai-nilai islam, agar jauh dari pemeluknya, misalnya berbuat zina, minuman khamar, dan lain sebagainya. Dengan alasan mengikuti trend, tidak sedikit anak-anak mengikuti budaya yang bertentangan dengan nilai Islam. Kaum Yahudi memerangi umat islam bukanlah menggunakan senjata, namun yang mereka lakukan melalui seonggok wanita dan secangkir minuman keras. Ia akan lebih dahsyat pengaruhnya dibanding bom atom.
#3. Akhlaq Islam Harus Dibina Sejak Kecil Sampai Akhir Hayat
Seorang anak jika melakukan sesuatu yang tidak benar, haruslah diingatkan dan diperbaiki, bukan malah dibiarkan. Rosul mengajarkan akhlaq islam kepada cucu-cucunya sejak masih kecil. Saat makan haruslah menggunakan tangan kanan dan membaca bismilah. Saat mengambil makanan, ambillah makanan yang dekat. Saat cucu nabi mengambil kurma dari kumpulan zakat, Nabi berkata, ” Taruhlah nak, karena bagi kita tidak halal mengambil zakat/shodaqoh”.
#4. Meyakini Akhlaq Islam Bersifat Universal dan Menyeluruh
Akhlaq islam haruslah dilakukan di dalam seluruh aspek kehidupan, dimana dan kapanpun berada. Tidak hanya di mesjid, namun juga saat berada di luar mesjid, misalnya rumah, perusahaan, saat menjadi pemimpin, kepala keluarga, kepala negara, dan lain sebagainya. Jangan hanya sholeh di mesjid, namun di luar mesjid sama saja akhlaqnya dengan orang kafir.
#5. Menjaga dan Memelihara Lingkungan Sekitar
Berhati-hatilah dengan lingkungan dimana anak berada. Jagalah lingkungan anak agar ia dekat dengan nilai-nilai islam. Menjadi tanggung jawab orang tua untuk menjaga anak dari pengaruh lingkungan negatif. Saat anak mengakses internet, berhati-hatilah agar ia tidak terjerembab membuka situs-situs yang merusak moral. Saat anak sudah mengenal lawan jenis, berhati-hatilah dengan pergaulan di luar rumahnya, dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar: