“ Ketika Mujahidah Ditinggal Suami Pergi Berjihad “
Sesungguhnya tidak ada yang tak sepakat diantara para ulama` bahwa ibadah jihad adalah ibadah yang sangat berat, dia adalah ibadah yang paling tinggi nilainya dalam Islam , untuk itu perlu keseriusan dan kesabaran dalam menjalankan ibadah ini. Apalagi menjadi seorang istri mujahid, tidak gampang, tidak mudah, antara banyaknya kebaikan yang ia terima dan tanggungjawab yang harus dipikul ... itulah seni bersuamikan seorang mujahid ...
Permasalahan yang pokok untuk menjadi istri seorang mujahid adalah bila suami bepergian menunaikan kewajiban ibadah jihad sebagai komitmen terhadap tuntunan Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam .
Disana ada beberapa akhlak untuk istri-istri yang ditinggal suaminya pergi berjihad, atau ketika suami diuji oleh Allah berlari-lari menjauh dari kejaran musuh Allah yang selalu tidak rela terhadap seorang mukmin yang selalu komitmen dalam perjalanan untuk mencari ridho Allah, maka inilah akhlak-akhlak sederhana semoga membantu para mujahidah yang sepanjang kurun dan sampai akan datang tidak akan berhenti untuk melahirkan para mujaid yang berarti, seperti syekh Abdulloh Azzam , Ibnu Khottob, Yahya Ayyas dan lainnya .....
Adapun akhlaq-akhlaq tersebut adalah :
1. Akhlaq terhadap Allah Subhanahu wa Ta`ala 2. Akhlaq terhadap anak didiknya 3. Akhlaq terhadap suami sebelum bepergian 4. Akhlaq terhadap tetangga 5. Akhlaq terhadap orang tua 6. Akhlaq terhadap mertua 7. Akhlaq terhadap Jama`ah 8. Akhlaq terhadap sesama kaum muslimin 9. Akhlaq ketika suami datang dari berjihad1 - Akhlaq terhadap Allah Subhanahu wa Ta`ala:
Seorang Akhwat yang ditinggal suaminya berjihad hendaklah ia berakhlaq sebagai berikut :
» Banyak berdoa untuk suaminya karena doa seorang dalam keadaan ghaib (tidak kelihatan ) sangat banyak dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta`ala.
» Ikhlash dengan perginya suami ke medan tempur, ikhlash karena Allah Subhanahu wa Ta`ala , dengan menyadari, sesungguhnya semua amal akan menjadi sia- sia bila tidak ada dua syarat pokok : Pertama : Ikhlas Kedua : Sesuai dengan tuntunan Allah dan Rosul-Nya ..... Ibadah jihad ini sesuai dengan tuntunan Allah dan rosul-Nya, maka diperlukan syarat ikhlash.
» Bertawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala.
Berkata Ibnu Qoyyim : " Sesungguhnya tawakkal itu ada dua pertama bertawakkal yang disengaja dan kedua bertawakkal karena keterpaksaan ". Bertawakkal yang disengaja lebih utama daripada bertawakkal karena keterpaksaan. Contoh : Seorang yang bertawakkal dengan terpaksa, ketika ia mendapat musibah banjir kematian ....kemudian ia bertawakkal, maka tawakkalnya terpaksa karena ada musibah yang memaksa ia bertawakkal, namun di sana ada seorang yang bertawakkal dengan sengaja ..... karena ia mengetahui resiko-resiko akibat yang ia kerjakan. Seorang berda`wah dan berjihad ia sudah menyadari bahwa resikonya mati syahid ..... maka ia kerjakan ibadah tadi. Inilah yang lebih afdhol.
Sebagaimana bertawakkal, begitu pula bersabar. Ibnu Qoyyim membaginya dengan dua sebagaimana diatas tadi. Ciri-ciri seorang yang bersabar bila ditinggal suaminya; » Tidak banyak mengeluh dengan ditinggalnya suami, baik mengeluh kepada akhwat atau yang lainnya » Tidak kecewa akan keberangkatan suaminya dengan menyadari bahwa ini adalah pilihan untuk akherat kelak » Tidak menyalahkan orang lain atas keberangkatan suami ke medan perang karena menyadari bahwa resiko ini akan berbuah di akherat nanti .
2-Akhlaq terhadap anak didiknya :
Anak adalah amanah Alloh yang diberikan kita semua, seorang istri yang mempunyai anak momongan dan ditinggal suaminya berjihad hendaklah ia berakhlaq sebagai berikut ;
» Mendidiknya dalam naungan Al-Qur`an dan As Sunnah
» Mengawasi anak dalam bergaul sesama mereka.
» Kalau dahulu ada abi`-nya yang mengawasi, kini ia harus berekstra untuk lebih diawasi. Ada beberapa keluarga mujahid sementara ditinggal abi-nya pergi dan keadaan anaknya tak karuan .
» Kalau tak bisa mengantar sekolah. Jauh-jauh hari bisa di musyawarahkan dengan abi-nya, dan Insya Alloh ikhwan yang lain akan memikirkan hal ini, kecuali ada hal hal yang imigrensi.
3-Akhlaq terhadap suami sebelum bepergian ;
» Menyiapkan segala keperluan suami saat mau bepergian baik pakaian, celana ....dll
» Melunasi seluruh tanggungan, hutang piutang suami bila ada, karena dalam sebuah hadist yang artinya : " Seluruh amalan seorang syahid diterima oleh Allah kecuali hutang ".
» Berpesan kepada suami, agar membuat surat wasiat sebelum berangkat, karena mati itu tidak menentu ...wasiat untuk keluarga ..wasiat untuk istri, wasiat untuk anak, untuk Jama`ah, wasiat untuk segenap ummat Islam
» Mendoakan suami mendapat ridho Alloh
» memberikan spirit, mendorong agar teguh dalam komitmen terhadap Islam .
4. Akhlaq terhadap tetangga :
Seorang tidak mungkin hidup menyendiri, itulah fithrah dari Alloh. Hidup dengan tetangga, sebaiknya berakhlaq sebagai berikut:
» Memberikan hak tetangga sesuai dengan porsinya
» Bila tetangga seorang kafir harus hati hati menyimpan rahasia kepergian suami
» Bila tetangga seorang muslim taat, diceritakan dengan kalimat yang umum, dengan tujuan berda`wah semoga suaminya bisa berangkat
» Disarankan untuk tidak terlalu mendetel menceritakan kepada anak, karena anak akan cepat bersosialisasi dengan tetangga sehingga tetangga tahu kepergian suami dari anak
» Tidak sering berintraksi dengan tetangga walaupun ia seorang muslim karena akan cenderung ghibah, sehingga dikhawatirkan membuka rahasia suami.
5. Akhlaq terhadap orang tua :
Dengan orang tua dan keluarga sabaiknya berakhlaq sebagai berikut:
» Bila orang tua muslim yang taat apalagi multazim hendaknya diceritakan apa adanya kecuali tehadap ibu, karena ibu jarang yang bisa memahami akan aktifitas suami
» Bila seorang yang belum mengerti, diceritakan dengan kalimat yang global
» Memohon doa dari orang tua semoga cepat pulang dan selamat
6. Akhlaq terhadap mertua :
» Bila mertua orang yang mengerti, diceritakan apa adanya dan tidak terlalu mendetail
» Mengajak anak anak untuk kunjung ke mertua dan tidak berlama -lama, karena dirumah mertua sudah dipastikan ketemu ipar-ipar, sedang sabda baginda rosululloh yang artinya : " Ipar itu membuat mati ".
» Bila ditanya tentang khabar suami, dijawab seperlunya, tidak menceritakan berita sedih tentang suami, salah satu cobaan yang berat bila suami syahid, ini mempunyai adab sendiri untuk meceritakan hal ini, dan jama`ah yang akan memahamkan berita ini .
7. Akhlaq terhadap Jama`ah:
BerJama`ah atau menggabungkan diri dengan sebuah Jama`ah apalagi Jama`ah jihad bukan berarti ta`ashub dengan jama`ah tadi. Sseorang istri jauh jauh sudah memahami aktifitas suami apalagi lembaga yang ikut mengatur rotasi ibadah jihad ini. Untuk itu seorang mujahidah dalam berakhlaq dengan sebuah jama`ah hendaklah berperangai sebagai berikut:
» Berhusnudhon terhadap Jama`ah, kepergian suami semata-mata karena untuk meringankan beban dalam menyeleseikan problematika ummat yang paling besar adalah " Cinta dunia dan takut mati"
» Tidak sering-sering menanyakan akan kepulangan suami. Insya Allah Jama`ah sudah mempunyai standar dalam merotasikan ibadah ini. Minimal empat atau enam bulan. Sesuai dengan kejadian pada masa umar rodhiyallahu 'anhu, ada seoranag wanita muslimah yang di tinggal suaminya berjihad dan tidak pulang-pulang, maka Umar bertanya kepada muslimah tadi : " Sebenarnya...berapa lama seorang muslimah kuat ditinggal suaminya ? " jawab wanita tadi : " Empat bulan ". ( Ini ketika jihad fardhu kifayah. Akan tetapi ketika fardhu 'ain maka tidak ada batasnya sampai hokum jihad itu berubah menjadi fardhu kifayah ).
» Tidak menerima informasi kecuali dari Jama`ah atau ikhwan yang ditugasi dalam menyampaikan informasi,sehingga tidak menyesal dikemudian hari. Sesungguhnya salah satu problem dalam Jama`ah ini kurang teraturnya lalu-lintas informasi sehingga banyak bias dari informasi yang benar atau banyak tafsiran-tafsiran yang akhirnya menimbulkan kesalah-pahaman sesama keluarga ikhwan
» Tidak menyalahkan Jama`ah bila suami mengalami ujian dari Allah Subhanahu wa Ta`ala
» Tidak terlalu membanggakan suami dengan kepergiannya ke medan perang (dengan mengumbar cerita sesama akhwat).
» Menghadiri pertemuan ummahat bila tidak memberatkan, karena dengan tatap muka sesama akan menjadi perekat Jama`ah.
8. Akhlaq terhadap sesama kaum muslimin :
Terhadap segenap kaum muslimin hendaklah berakhlaq sebagai berikut:
» Peduli akan ummat. Dengan selalu membaca berita tentang tertindasnya dhuafa`ul muslimin ( kaum muslimin yang lemah) di penjuru dunia
» Mendukung segala aktifitas ummat dalam tahridhuljihad (program mengumandangkan jihad).
» Membenci musuh musuh Islam dan muslimin dengan tidak membeli prodak- prodak musuh-musuh Allah terutama Yahudi dam Amerika.
» Berdoa untuk ummat Islam yang tertindas.
9. Akhlaq ketika suami datang dari berjihad :
Setelah lama ditinggal, maka seorang istri mujahidah hendaklah dalam menjemput kedatangan suami mempunyai akhlaq sebagai berikut:
» Menaburkan senyum pertama, sebagai ungkapan rindu berat karena lama ditinggal.
» Menuangkan segala keluh kesah dihadapan suami tanpa berlebihan
» Menceritakan kepada anak-anak bahwa abi-nya baru dari jihad agar dikemudian hari anak ketularan senang berjuang dijalan Allah.
» Mendorong suami untuk lebih semangat lagi dalam urusan jihad .
» Mengajak suami untuk bekerja keras mencari nafkah guna membiayai jihad yang akan datang. Sebagaimana para mujahidin Afghanistan. Bila dalam satu keluarga ada empat maka digulir yang dua berangkat yang lainnya mencari nafkah, dengan waktu min imal empat bulan. Inilah rotasi yang indah dikehidupan mujahidin ...
» Senantisa berdoa semoga suaminya tetap istiqomah karena tidak sedikit suami yang datang dari jihad malah tidak aktif lagi karena dikecewakan oleh personal anggota Jama`ah. Dengan menyadari bahwa ukuran sebuah Jama`ah bukan di ukur oleh personal yang ada, namun konsepnya apakah sesuai dengan tuntunan Allah dan Rosululloh shollallhu 'alaihi wasallam.
Demikianlah sekilas serpihan dari untaian akhlaq muslimah, mujahidah, multazimah terhadap ajakan Allah dan Rosul-Nya. Khususnya ibadah jihad ini.
Kepada ummahat yang ditinggal suaminya..... Inilah indahnya bersuamikan seorang mujahid ...
Kepada ummahat yang suaminya belum berangkat ..... akan lebih indah kehidupan berumah tangga bila suami berangkat. Karena hikmah dari indahnya perjalanan ini bahwa sangat tidak enak bila suami selalu berdampingan terus, bila di tinggal, maka akan menumbuhkan kehidupan yang baru dan menambah kesetiaan terhadap suami .
Untuk akhwat yang belum menikah.....apapun kekurangan mujahidin maka dia masih mempunyai nilai plus dibanding yang lainnya, ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta`ala dalam surat An nisa` dan Sabda Rosululloh bahwa, sebaik -baik ibadah setelah beriman kepada Allah adalah berjihad di jalan Allah. Indah nya hidup bersama mujahid ..... ketika harus bersusah payah dalam mencari ridhoAllah ...
Indahnya hidup bersama mujahid ..... ketika ia hidup dalam naungan Al Qur`an dan As Sunnah ..... Indahnya bersuamikan seorang mujahid..... ketika ia harus mempertaruhkan segala kehidupan dunia untuk kehidupan akherat kelak. Hiduplah semau kamu karena itu akan engkau tinggalkan Cintailah semua yang engkau cintai ..... Ingatlah semua itu akan berpisah ... Berbuatlah apa saja yang ingin anda berbuat ..... Ingatlah semua itu akan ada balasan nya....
Wallahu 'Alam Bisshowab
“ Wanita-Wanita Militan “
Ummu Sulaim R.A.
Ibnu Ishaq mengatakan Abdulloh bin Abu Bakr berkata kepadanya bahwa Rosululloh SAW menoleh, kemudian melihat Ummu Sulaim binti Milhan yang ketika itu ikut berperang bersama suaminya, Abu Tholhah.
Ummu Sulaim mengikat pinggangnya dengan kain burdahnya, yang ia sedang mengandung Abdulloh bin Abu Tholhah, dan menaiki onta milik Abu Tholhah. Ia khawatir terlempar dari ontanya, untuk itu, ia mendekatkan kepala unta kepadanya dan masukkan tangannya ke gelang di sisi hidung onta. Rosululloh SAW bersabda kepada Ummu Sulaim, "Hai, Ummu Sulaim." Ummu Sulaim berkata, "Ayah dan ibuku menjadi tebusanmu wahai Rosululloh! Aku akan membunuh mereka yang melarikan diri darimu sebagaimana engkau membunuh orang-orang yang memerangimu, karena mereka layak mendapatkannya."
Rosululloh SAW bersabda, "Bukanlah Alloh sudah cukup, wahai Ummu Sulaim?"
Ketika itu, Ummu Sulaim hanya membawa pisau. Abu Tholhah berkata kepada Ummu Sulaim. "Kenapa engkau membawa pisau seperti ini, hai Ummu Sulaim?" Ummu Sulaim menjawab, "Pisau ini sengaja aku bawa. Jika salah seorang kaum musyrikin mendekat kepadaku, aku akan menikamnya dengan pisau ini." Abu Tholhah berkata, "Wahai Rosululloh, tidakkah engkau dengar apa yang dikatakan Ummu Sulaim Ar Rumaisha?"
Tidakkah engkau mendengar wahai para muslimat!
Dinukil dari kitab Siroh Ibnu Hisyam hal. 416.
Shofiyyah binti Abdul Mutholib
Ibnu Ishaq berkata, "Yahya bin Abbad bin Abdulloh bin Az Zubair berkata kepadaku dari ayahnya yaitu Abbad yang berkata bahwa Shofiyyah binti Abdul Muthollib ra berada di benteng tinggi milik Hasan bin Tsabit. Shofiyyah binti Abdul Mutholib berkata, 'Hassan bin Tsabit berada di benteng tersebut bersama para wanita dan anak-anak. Tiba-tiba salah seorang Yahudi berjalan melewati kami mengelilingi benteng. Bani Quroidhoh telah mengumumkan perang dan membatalkan perjanjian dengan Rosululloh SAW. Tidak ada seorangpun yang bisa melindungi kami dari mereka, karena Rosululloh SAW dan kaum muslimin sedang menghadapi musuh hingga tidak bisa pergi ke tempat kami jika seseorang datang menyerang kami.
Aku berkata, "Hai Hassan, orang Yahudi ini seperti engkau lihat mengelilingi benteng. Demi Alloh, aku khawatir ia menyebarkan aurat kita kepada orang-orang Yahudi di belakang kita. Rosululloh SAW dan sahabat-sahabatnya sibuk hingga tidak bisa mengurusi kita, oleh Karena itu, turunlah engkau kepadanya dan bunuhlah dia!" Hassan bin Tsabit berkata, "Semoga Alloh mengampuni dosa-dosamu, hai anak Abdul Muthollib, demi Alloh, engkau tahu bahwa aku tidak ahli untuk tugas tersebut."
Ketika Hassan bin Tsabit berkata seperti itu dan aku tidak melihat sesuatu padanya, aku mengencangkan kainku, kemudian mengambil tongkat besi. Setelah itu, aku turun dari benteng menuju orang yahudi tersebut dan memukulnya dengan tongkat besiku hingga tewas. Setelah membunuhnya aku naik ke atas benteng dan berkata kepada Hassan bin Tsabit, "Hai Hassan, turunlah engkau ke jenazah orang Yahudi tersebut, kemudian ambillah apa yang dikenakannya, karena tidak ada yang menghalangiku untuk mengambil apa yang ia kenakannya, melainkan ia orang laki-laki." Hassan bin Tsabit berkata, "Aku tidak butuh untuk mengabil barang-barangnya, hai putri Abdul Mutholib."
Kesabaran Shofiyyah
Ibnu Ishaq berkata, "Shofiyyah binti Abdul Mutholib - seperti dikatakan kepadaku - datang untuk melihat Hamzah bin Abdul Mutholib, saudara sekandungnya. Rosululloh SAW bersabda kepada anak Shofiyyah, Az Zubair bin Awwam, "Temui ibumu dan suruh dia pulang agar tidak melihat apa yang terjadi pada saudaranya." Az Zubair bin Al Awwam berkata kepada ibunya, Shofiyyah, "Ibu, sesungguhnya Rosululloh SAW menyuruhmu pulang." Shofiyyah berkata, "Kenapa Rosululloh SAW menyuruhku pulang, padahal aku mendapat informasi bahwa saudaraku dicincang-cincang dan itu terjadi di jalan Alloh?
Tidak ada yang melegakanku selain itu. Aku pasti mengharap pahala Alloh dan pasti bersabar insyaAlloh." Az Zubair bin Al Awwam menghadap Rosululloh SAW dan menceritakan hasil pertemuan dengan ibunya, kemudian beliau bersabda, "Biarkan dia!" Shofiyyah pun datang ke jenasah saudaranya, Hamzah bin Abdul Mutholib, kemudian melihat, menyolatinya, istirja' (mengucapkan inna lillahi wa inna ilahi rojiun), dan memintakan ampun untuknya. Setelah itu Rosululloh SAW memerintahkan pemakaman jenazah Hamzah bin Abdul Mutholib." (Siroh ibnu Hisyam II/62)
Seorang Wanita dari Bani Ghiffar.
Ibnu Ishaq mengatakan, bahwa Sulaiman bin Suhaim berkata kepadanya dari Umaiyyah binti Abu Ash Shalt dari seorang wanita dari Bani Ghifar yang berkata, "Aku datang kepada Rosululloh bersama rombongan wanita dari Bani Ghifar dan berkata, "Wahai Rosululloh, kami ingin keluar bersamamu ke tempat yang engkau tuju - ketika beliau sedang berangkat ke Khoibar -, agar kami bisa mengobati orang-orang yang terluka dan membantu kaum muslimin semampu kami." Rosululloh SAW bersabda,"Dengan berkah Alloh, silahkan." Kami pun berangkat bersama beliau.
Ketika itu, aku gadis yang baru menginjak usia dewasa. Rosululloh SAW menempatkanku di kantong pelana kudanya. Demi Alloh beliau turun dari unta hingga waktu subuh dan menghentikan untanya. Aku pun turun dari kantong pelana unta beliau ternyata di dalamnya terdapat darah. Itulah darah haidku yang pertama kali. Aku melompat ke arah unta dan merasa malu.
Ketika beliau melihatku dan melihat darah, beliau bersabda, "apa yang terjadi denganmu, barangkali engkau baru haid?" Aku menjawab, "Ya." Beliau bersabda, "Perbaikilah dirimu, ambillah tempat air, masukkan garam ke dalamnya, besihkan kantong pelana unta yang terkena darah dengan air tersebut, kemudian kembalilah ke kendaraanmu." Ketika Rosululloh SAW berhasil menaklukkan Khoibar, beliau memberi kami sedikit dari harta fay'I, mengambil kalung yang kalian lihat dileherku ini, memberikannya kepadaku, dan memasangkannya ke leherku. Demi Alloh kalung ini tidak berpisah denganku selama-lamanya." (Siroh Ibnu Hisyam II/311).
Seorang Wanita dari Bani Dinar.
Ibnu Ishaq berkata, "Abdul Wahid bin Abu Aun berkata kepadaku dari Ismail bin Muhammad bin Sa'ad bin Abu Waqqosh yang berkata, "Rosululloh SAW berjalan melewati seorang wanita Bani Dinar yang kehilangan suami, saudara dan ayahnya di perang Uhud. Ketika kesyahidan ketiganya disampaikan kepadanya, ia berkata, "Bagaimana dengan kabar Rosululloh SAW?" Para sahabat berkata. "Beliau baik-baik saja, hai ibu si Fulan. Beliau alhamdulillah seperti yang engkau inginkan." Wanita dari Bani Dinar tersebut berkata, "Perlihatkan Rosululloh SAW agar aku bisa melihat beliau!" wanita tersebut pun dibawa kepada Rosululloh SAW. Sesudah melihatnya, ia berkata, "Semua musibah sesudahmu itu kecil tidak ada artinya.". (Siroh Ibnu Hisyam II/65).
Seorang wanita kalangan bani Abdud Daar ketika sampai kepadanya kabar kesyahidan suaminya dan saudaranya serta bapaknya, lalu dia berkata: "Apa yang terjadi dengan Rosululloh SAW?" Mereka berkata: "Dia baik-baik saja". Wanita tersebut berkata: "Setiap musibah selain pada dirimu wahai Rosululloh SAW adalah kecil" artinya "remeh dan sepele".
Rubai' binti Muawwidz
Telah disebutkan di dalam hadits shohih dari Nabi SAW, yang diriwayatkan oleh Al-Bukhori dari Rubai' binti Muawwidz ra dia berkata: "Kami berperang bersama Nabi SAW, kami memberi minum para prajurit dan membantu mereka, mengembalikan yang terluka dan yang terbunuh ke Madinah".
Asma' binti Abu Bakar
Ibnu Ishaq berkata, "Tak ketinggalan, Asma binti Abu Bakr rodliyallohu 'anha. juga mengirim makanan yang dibutuhkan oleh keduanya di waktu sore. Asma berkata, `Ketika Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam keluar bersama Abu Bakar, kami didatangi oleh beberapa orang Quraisy, di antara mereka ada Abu Jahal bin Hisyam, mereka berdiri di depan pintu rumah Abu Bakar, maka aku keluar menemui mereka. Mereka berkata, "Di mana ayahmu, hai putri Abu Bakar?" aku katakan, "Demi Alloh saya tidak tahu di mana ayahku?" Asma melanjutkan, `Lalu Abu Jahal mengangkat tangannya --- padahal dia adalah orang yang jahat lagi bengis --- lantas ia tampar pipiku hingga anting-antingku terlempar, baru kemudian mereka pergi.
Ibnu Ishaq berkata, telah menceritakan kepadaku Yahya bin Abbad bin `Abdulloh bin Zubair bahwa ayahnya bercerita tentang neneknya, Asma, ia berkata: "Tatkala Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam keluar bersama Abu Bakar, Abu Bakar membawa seluruh hartanya yang berjumlah lima ribu atau enam ribu dirham, ia pergi dengan membawa semua harta tadi.
Asma melanjutkan, "Kemudian kakekku, Abu Quhafah masuk menemui kami, saat itu beliau sudah buta, ia mengatakan, `Demi Alloh, sungguh aku melihat Abu Bakar telah membuat kalian sedih dengan harta dan diri yang ia bawa." Aku menimpali, "Sama sekali tidak wahai Abah! Beliau justeru telah meninggalkan kebaikan yang banyak bagi kita." Asma berkata lagi, "Kemudian aku mengambil banyak batu lalu kutaruh di dalam sebuah kantong di dalam rumah yang biasa ayahku menaruh hartanya, kemudian aku letakkan kain di atasnya dan kutarik tangan kakekku, aku katakan, "Hai abah, letakkan tanganmu di atas harta ini."
Asma melanjutkan, "Maka iapun meletakkan tangannya di atasnya lalu berkata, "Tidak apa-apa, kalau ia meninggalkan harta seperti ini buat kalian, berarti ia telah berbuat baik dan ini cukup bagi kalian." Padahal, demi Alloh, ayahku tidak meninggalkan apa-apa buat kami, tapi saya hanya ingin menenangkan orang tua ini.
'Aisyah berkata: Dan kami mempersiapkan keduanya dengan persiapan yang paling cepat, dan kami letakkan rangsum makanan untuk keduanya di dalam sebuah kantong kulit. Lalu Asma' binti Abi Bakar memotong ikat pinggangnya kemudian ia ikat kantong kulit tersebut dengannya. Lalu Asma' bin ti Abi Bakar memotong ikat penggangnya lagi untuk ia jadikan tali pada mulut geriba (tempat air / susu yang terbuat dari kulit). Oleh karena itulah Asma' binti Abi Bakar dijuluki dengan Dzatun Nithoqoin (yang memiliki dua ikat pinggang).
“ Kepada Setiap Wanita Yang Diuji Dengan Kepergian Suaminya “
Dia kembali dari rumahnya ke rumah keluarganya dengan menangis dan penuh pengaduan. Belum genap dua tahun bersama suaminya kemudian tiba-tiba dia kembali, dia kembali bersama anaknya yang masih kecil dan membawa pulang seluruh apa yang dia miliki.
Apakah kamu melihat dimana suaminya? Kenapa dia meninggalkannya? Atau dia menceraikannya?.
Ketika ditanya dia berkata: "Sesungguhnya dia telah mengucapkan perpisahan kepada kami selama-lamanya, dia telah pergi keluar untuk berjihad fi sabilillah seperti yang dia katakan!" seandainya dia berpergian ke negeri yang jauh, tapi dia akan berjihad di sini! Di negeri kita ini!!
Keluarga dan para kerabatnya terguncang: Dia itu memang gila! Bodoh! Ceroboh! Dan lain-lain. Bagaimana dia bisa pergi dan meninggalkan keluarganya begitu saja? Jika dia belum menikah itu pasti baik baginya, tapi bagaimana dia rela istrinya menjadi janda dan anaknya menjadi yatim? Bagaimana dia meninggalkan pekerjaannya? Padahal dia berusaha untuk bekerja dengan tekun. Dia bisa duduk sambil beramal di bidang dakwah untuk membela agama Alloh jika dia jujur, maka dia bisa ikut di dalam bidang yang masih sedikit orang yang menekuninya, beramal dengan pena itukan juga jihad!
Teman wanitanya berkata: "Aku tahu apa faktor yang menyebabkan dia meninggalkanmu, karena kamu tidak berbuat baik kepadanya dan tidak suka bersolek dihadapannya!!! Jika kamu rajin dan tekun dalam hal itu tentu dia tidak akan pergi meningggalkanmu".
Saudaranya berkata kepadanya: "Aku sudah memperingatkanmu dari menikah dengan pemuda, sesungguhnya mereka itu tidak mampu bertanggung jawab, dan tidak dapat menjaga semangatnya".
Saudariku: Jangan kau hiraukan orang-orang itu. Tetap teguhlah, sungguh kamu berada di atas kebenaran. Suamimu telah keluar untuk berjihad, bukan karena tidak suka denganmu, akan tetapi untuk menegakkan kewajiban Alloh dan kecintaannya pada pahala yang kamu akan ikut mendapatkannya jika kamu bersabar dan tabah. Janganlah kamu tertipu dengan sedikitnya orang-orang yang menempuh jalan ini, sesungguhnya itu merupakan keteransingan yang telah disebutkan oleh Rosululloh SAW:
طوبى للغرباء
"Maka berbahagialah orang-orang yang asing".
Apa yang telah kamu dengarkan itu hanya sedikit saja dari rasa sakit yang pernah dialami oleh Rosululloh SAW sebaik-baik manusia dan istri-istrinya serta anak-anaknya. Nabi telah berhijroh dan meninggalkan anak-anaknya di Makkah, begitu juga Abu Bakar Ash Shiddiq, sesungguhnya itu bagian dari agama yang kita tidak diciptakan kecuali untuk itu, dan segala sesuatu itu remeh selain agama.
Janganlah engkau tertipu dengan syaikh yang memakai pakaian jubah dan nampak di layar televisi dan berkata: "Jihad itu fitnah". Sebenarnya fitnah itu adalah keikut sertaanmu wahai corong-corong penguasa dengan penguasa kalian, bahkan janganlah kamu memuji dengan banyaknya para syaikh tersebut. Alloh SWT berfirman:
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ
" Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan-Nya, mereka itu hanya mengikuti persangkaan-persangkaan belaka" (QS. Al An'am : 116).
Apakah engkau melihat dia mengatakan apa-apa yang menjadi agama Alloh? Ataukah engkau melihat mereka bersikap toleran dengan para penguasa?
Jika engkau mengatakan: "Dia akan meninggalkanku selamanya". Ini adalah tidak benar. Tidak! Dia tidak pergi untuk selamanya, di sana ada hari dimana engkau akan bertemu dengannya di jannah jika engkau tidak berubah pendirian.
Dan tidak samar lagi bagimu bahwa setiap manusia harus meninggalkan keluarganya, hanya saja perpisahanmu dengan suamimu telah dipercepat oleh Alloh. Dan pada beberapa manusia telah ditakdirkan untuk sedikit bersenang-senang dengan orang-orang yang dicintainya kemudian berkesudahan dengan perpisahan. Maka teman kamu pasti akan berpisah dengan suaminya yang dia kira bahwa suaminya tidak akan meninggalkannya karena dia mencintainya. Dia pasti akan pergi walaupun dia membenci kepergian itu. Ya! Dia akan mati, atau istrinya yang akan mati dahulu dan dia kemudian menikah lagi dan melupakannya.
Inilah sunnah kehidupan, pasti akan fana, sedangkan diakherat maka disana kehidupan yang kekal, kekal abadi dan tidak akan fana, maka pejamkanlah matamu dari finah dunia ini dan dari kesusahannya dan kemiskinan dan beramallah, bersungguh-sungguhlah dalam beramal sampai kamu bertemu dengan Robbmu dan Dia dalam keadaan ridho denganmu, untuk mempersiapkan pertemuanmu dengan orang-orang yang engkau cintai: bapakmu, suamimu dan saudara-saudaramu.
“ Dimanakah Ummat yang satu?? “
Di manakah kalian wahai ulama’ umat?
Sampai kapankah kalian mundur?
Sampai kapan kalian enggan melaksanakan kebenaran?!
Masih sajakah dalih mashlahat dan mafsadah menjadi agama dan manhaj kalian?!
Belum tibakah saatnya bagi kalian untuk kembali kepada agama kalian?!
Dari Ibnu ‘Umar ra ia berkata, Rosululloh SAW bersabda: “Jika kalian telah berjual beli dengan sistem ‘Inah (sejenis riba, penerj.), kalian mengambil ekor-ekor sapi, kalian suka bercocok tanam, dan kalian meninggalkan jihad, maka Alloh akan menimpakan kehinaan kepada kalian yang tidak akan Dia cabut sampai kalian mau kembali kepada agama kalian.”
Sabda beliau: “…sampai kalian mau kembali kepada agama kalian,” menunjukkan bahwa tidak ikut dan berpaling dari jihad serta lebih mengutamakan dunia itu keluar dari lingkup ajaran agama, dan cukuplah ini sebagai dosa dan kesalahan yang nyata.
Belum tibakah saatnya kalian terbangun dari kelalaian-kelalaian kalian?
Belum saatnyakah gelapnya malam berubah menjadi terang?
Fitnah apa lagi yang kalian bahas?
Mashlahat apa lagi yang kalian diskusikan?
Wahai ulama ummat, adakah fitnah yang lebih besar daripada fitnah yang sekarang menimpa kita?
Sesungguhnya fitnah tersebut adalah kemusyrikan.
Fitnah itu adalah berkuasanya kebatilan di atas kebenaran.
Fitnah itu adalah disia-siakannya hukum Alloh di muka bumi.
Fitnah itu adalah berkumpulnya singa-singa Islam di balik jeruji penjara, di Kuba (Guantanamo) dan yang lainnya....
Syaikh Abu Mus'ab Az-Zarqawy – rahimahullahu
Ya Alloh...........
Akan tetapi aku meminta ampunan kepada Alloh Yang Mahapengasih.
Serta mencari tebasan dengan pukulan keras yang menghantam buih
Atau tikaman panas yang menimpa kedua tangan ku dengan tombak yang menembus isi perut dan jantung
Supaya orang yang melewati mayatku mengatakan: Semoga Alloh memberimu petunjuk hai orang yang berperang Dan sungguh ia telah mendapat petunjuk
Duhai robbku, jika memang tiba jelang kematianku Jangan sampai terbungkus kain kafan sutera yang hijau
Tetapi jadikan kubur tempat istirahatku di dalam perut burung nasar Yang berada di angkasa bersama gerombolan burung nasar lainnya
Aku ingin memasuki waktu sore dalam kondisi mati syahid bersama satu golongan yang terbunuh di dataran bumi yang mencekam
Kuda-kuda Baghdad dikumpulkan oleh ketakwaan kepada Alloh, mereka terjun ke kancah pertempuran
Meninggalkan dunia bagi mereka adalah meninggalkan penyakit Mereka pulang ke negeri yang dijanjikan dalam Al-Qur?fan
Engkaulah majikanku, tidak ada lagi majikan selain-Mu ya Alloh
Tidak ada lagi, ya robbi, yang lebih baik bagiku daripada Engkau
Aku serahkan daya dan kekuatanku kepada-Mu
Maka jadilah Engkau sebagai kekuatan dan dayaku dalam menggapai tujuanku
Curahkanlah ridho-Mu untukku, aku tidak mencari selain itu
Meskipun diriku harus menghadapi kengerian di malam harinya Ya Alloh, jadikanlah para mujahidin berkuasa di muka bumi.
Ya Alloh, jadikanlah ahli tauhid berkuasa di muka bumi.
Ya Alloh, siapkanlah pasukan mereka, dan kirimlah ekspedisi-ekpsedisi mereka.
Ikhlaskanlah niat-niat mereka, palingkanlah intaian mata-mata dari mereka.
Ya Alloh, mudahkanlah semua kebaikan untuk mereka.
Ya Alloh, lindungilah persenjataan mereka dan hiburlah keterasingan mereka.
Jadilah Engkau sebagai pemberi bantuan dan penolong mereka, sungguh, mereka adalah orang-orang yang kuat karena Engkau ya Alloh, robb semesta alam.
Ya Alloh, sesungguhnya Amerika telah datang dengan pasukan berkuda dan pejalan kakinya, menentang Alloh dan rosul-Nya, Ya Alloh, lindungilah esok hari, Ya Alloh, lindungilah esok hari.
Ya Alloh, sebagaimana Engkau telah cerai beraikan kerajaan Kaisar, maka cerai beraikanlah kerajaan Bush.
Ya Alloh, kacau balaukanlah persatuan mereka, pecah belahlah kesatuan mereka, dan jadikanlah mereka sebagai ghonimah bagi kaum muslimin.
Ya Alloh, laknatilah thoghut-thoghut arab dan ajam.
Ya Alloh, hancurkanlah para penguasa yang murtad.
Ya Alloh, sedikitkanlah jumlah mereka, bunuhlah mereka, dan jangan sisakan satupun dari mereka.
Ya Alloh, Amin.
Asy-Syahid Syaikh Abu Mus'ab Az Zarqawy - Rahimahullahu
“ Wahai Manusia! “
Wahai manusia!
Mengapakah kalian lupakan agama kalian?
Mengapakah kalian menanggalkan harga diri kalian?
Mengapa kalian tidak mau menolong agama Alloh sehingga Allohpun tidak menolong kalian?
Kalian kira harga diri ('izzah) itu milik orang musyrik, padahal Alloh telah jadikan harga diri itu milik Alloh, rosul-Nya dan orang-orang beriman.
Celaka kalian! Tidak pedih dan terlukakah hati kalian melihat musuh Alloh dan musuh kalian menyerang tanah air kalian yang telah disuburkan oleh bapak-bapak kalian dengan darah.
Musuh menghina dan memperbudak kalian padahal kalian dulu adalah para penguasa dunia. Tidakkah hati kalian bergetar dan emosi kalian meledak menyaksikan saudara-saudara kalian dikepung dan disiksa dengan berbagai siksaan oleh musuh?
Hanya makan minum dan bernikmat-nikmat dengan kelezatan hidup sajakah kalian, sementara saudara-saudaramu di sana berselimutkan jilatan api, bergelut dengan kobarannya dan tidur di atas bara?
Wahai manusia!
Sungguh perang suci telah dimulai, penyeru jihad telah memanggil, pintu-pintu langit telah terbuka.
Jika kalian tidak mau menjadi pasukan berkuda dalam perang, bukalah jalan untuk kaum wanita agar mereka bisa berperang; pergi saja kalian dan ambillah kerikil dan celak mata... wahai wanita-wanita bersurban dan berjenggot! Jika tidak, pergilah mengambil kuda-kuda, inilah dia tali kekangnya untuk kalian...
Wahai manusia!
Tahukah kalian dari apa tali kendali dan kekang ini dibuat?
Kaum wanita telah memintalnya dari rambut mereka karena mereka tidak lagi punya apa-apa selain itu.
Demi Alloh, ini adalah gelungan rambut wanita-wanita pingitan yang belum pernah tersentuh oleh sinar matahari karena mereka sangat menjaga dan melindunginya; mereka terpaksa memotongnya karena zaman bercinta sudah selesai dan babak perang suci telah dimulai, babak baru perang di jalan Alloh.
Jika kalian masih tidak sanggup mengendalikan kuda, ambil saja tali kekang ini dan jadikanlah sebagai kucir dan gelung rambut kalian, sebab tali kekang itu terbuat dari rambut wanita, sungguh berarti tidak ada lagi perasaan dalam diri kalian."
Setelah itu, Ibnul Jauzi melempar tali kekang itu dari atas mimbar di hadapan khalayak ramai seraya berteriak lantang:
"Bergeraklah wahai tiang-tiang masjid, retaklah wahai bebatuan, dan terbakarlah wahai hati, sungguh hati ini sakit dan terbakar, para lelaki telah menanggalkan kejantanan mereka"
Kupinang Engkau Dengan Syahadah
Wahai saudaraku ….
Andai kau tahu Debu yang menempel pada kakimu fie sabilillah Dapat menyelamatkanmu dari neraka Jahannam Kenapa kau tinggalkan jihad ….. ???!!!
Wahai saudaraku …..
Andai kau faham Sekejap dalam medan jihad Dapat mengharuskanmu menikmati kenikmatan dan keindahan Jannatun Na’im Kenapa memilih selain jihad ….. ???!!!
Wahai saudaraku …..
Andai kau mengerti Berak dan kencingnya kudamu fie sabilillah Bernilai pahala bagimu disisi Robmu Kenapa bimbang untuk berjihad ….. ???!!!
Wahai saudaraku …..
Andai kau tahu Timah panas yang mengoyak tubuhmu dapat menghantarkanmu memeluk mesra Bidadari jelita Kenapa takut berjihad ….. ???!!!
Wahai saudaraku …..
Andai kau faham Dentuman Bom yang mencabik-cabik dagingmu dapat menyibukkanmu bercanda ria di pangkuan Bidadari jelita selama berpuluh-puluh tahun tanpa bosan Kenapa ragu untuk berjihad …..???!!!
Wahai saudaraku …..
Andai kau mengerti Ledakan Mortir yang meremukkan tulang belulangmu dapat menghantarkanmu berbaring mesra di atas kasur dalam kamar mempelai bersama bidadari yang tidak pernah hilang keprawanannya Kenapa enggan berjihad …..???!!!
Wahai saudaraku …..
Andai kau faham Tetesan darah pertama yang kau tumpahkan di medan jihad dapat menghapuskan semua dosa-dosamu Tidak ada pilihan lain bagimu selain jihad …..???!!!
Duhai saudaraku …..
Seandainya engkau faham …… Seandainya engkau mengerti …… Seandainya engkau tahu ….. Seandainya engkau berakal ….. Engkau pasti memilih jihad …..
“Ya Alloh ! hidupkanlah kami dalam kemuliaan dan matikanlah kami dalam kesyahidan dan kumpulkanlah kami dengan Almusthofa Shollallahu ‘alaihi wasallam”
“Ya Alloh ! Berikanlah kepadaku keutamaan (mati syahid) sebagaimana yang telah Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang sholih”
“ Surat Ummu Khalid Al Islambuly ”
Setelah sembilan tahun hidup bersama Muhajirin dan Mujahidin Umi syahid Khalid Al Islambuly kendati telah sepuh masih menyempatkan diri menulis surat khusus kepada situs 'alemarh' sesaat sebelum kembali ke negaranya. (Khalid Islambuly adalah pahlawan Islam yang telah berhasil membunuh fir'aun modern, Anwar Sadat presiden Mesir saat parade militer)
Segala puji bagi Allah.
Shalawat dan salam atas Rasulullah dan siapa saja yang mengikutinya. Anak-anakku tercinta: Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh. Saya tulis surat ini sesaat sebelum kepulanganku ke negara Mesir. Dan Allah lebih mengetahui sejauh mana kerinduan dan kecintaan yang ada dalam hatiku kepada kalian semua. Demi Allah, sungguh terasa sangat berat bagiku berpisah dengan kalian. Namun saya masih sedikit terhibur di mana saya meninggalkan kalian dalam lindungan dan pemeliharaan Allah. Saya tidak akan melupakan selamanya penghormatan yang telah kalian berikan pada saya, perhatian kalian yang lebih dan selalu menanyakan kondisi saya. Kendati saya belum pamitan kepada kalian semua sebelum saya pergi namun saya doakan kalian semua semoga tetap dijaga dan dipelihara oleh Allah. Nasehat saya pada kalian hendaknya saling bahu membahu di atas satu hati dan janganlah kalian berpecah belah. Hendaknya persoalan kalian diselesaikan dengan cara syura antara kalian. Tidak ada yang besar dan kecil di antara kalian karena kalian semua satu sama lain bagaikan bangunan kokoh "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjihad di jalan-Nya dengan bershaf rapi bagaikan bangunan kokoh". Ketahuilah wahai anak-anakku, sesungguhnya jihad nafs (memerangi hawa nafsu) pada era ujian yang tengah kalian jalani ini merupakan sesuatu yang besar lagi agung. Kalian tengah berada pada limpahan karunia Allah. Untuk itu pergunakanlah sebaik-baiknya dan berpeganglah dengan karunia dan hidayah Allah atas kalian. Kalian berada dalam kebenaran dan Allah bersama kalian. Dia akan memperkuat kalian, menjaga kalian dan menunjukkan kalian pada kebaikan hamba-Nya. Anak-anakku; berapa lama lagi saya mendambakan bisa menyertai kalian dalam memerangi musuh-musuh Allah namun ini sudah merupakan kehendak Allah. Saya memohon kepada Allah semoga menjadikanku dapat selalu berkhidmat terhadap Mujahidin. Saya akan tetap mendoakan buat kalian hingga saya berjumpa Robbku. Dan saya memohon kepada Allah semoga menghimpunku di surga Firdaus A'la bersama semua orang yang saya cintai yang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar