Selasa, 18 Januari 2011
Banjir Darah di Kapal Mavi Marmara, Akankah Kita Diam ?
Biadab. Israel kembali menumpahkan darah kaum Muslimin. Kali ini darah kaum Muslimin ditumpahkan oleh pasukan komando Israel-laknatullah alaihim-di atas Kapal Mavi Marmara di perairan Gaza, 31 Mei waktu subuh. Serangan biadab ini menewaskan kurang lebih 20 orang, serta melukai sekitar 50 orang lainnya. Akankah kita tetap diam dengan kebrutalan teroris Israel ini ?
Banjir Darah Di Kapal Mavi Marmara
Nilufer Cetin, relawan asal Turki yang berada di Kapal Mavi Marmara yang diserang secara brutal oleh pasukan komando Israel menuturkan bahwa kekerasan yang dilakukan Israel-laknatullah alaihim-itu benar-benar brutal. Kapal itu, Mavi Marmara, berubah menjadi kolam darah, ujarnya, yang membawa serta anaknya yang berusia setahun. Selain senjata tajam, tentara turunan kera dan babi itu juga menggunakan bom asap dan gas canister saat menyerbut. Biadab!
Talat Hussain, seorang jurnalis Pakistan mengatakan mendengar perintah agar menembak para aktivis tepat di keningnya.
"Saya melihat dengan mata saya, empat orang ditembak tepat di kening mereka. Empat yang lain sekarat," ujarnya yang menyimpan video penembakan itu.
Norazma Abdullah, relawan asal Malaysia bercerita, Israel menyerang tanpa memberi peringatan terlebih dulu. "Mereka menembakkan beberapa peluru karet, namun setelah itu menggunakan peluru tajam," kata Norazma Abdullah asal Malaysia.
Dimitris Gielalis, relawan asal Yunani mengungkapkan, Israel juga memukuli dan menyetrum beberapa penumpang. Kapten Mavi Marmara dipukuli lantaran menolak meninggalkan kemudi kapal.
Ustadz Ferry Nur, pimpinan KISPA, mengatakan sedikitnya 20 tentara diturunkan dari helikopter di ruang nakhoda di lantai 4. Saat itu kapal dalam keadaan gelap. "Di sinilah paling banyak korban tewas," katanya menjelaskan.
Konyolnya, Israel-laknatullah alaihim-berdalih serangan tersebut dilakukan karena para aktivis di kapal menyerang terlebih dulu. Seorang komandan Angkatan Laut Israel mengatakan, pihaknya akan melakukan hal yang sama terhadap kapal berikutnya yang saat ini tengah menuju Gaza. "Kami telah siap seperti menghadapi perang," katanya.
Lalu, kalau setan-setan dajjal berbentuk manusia, kaum yahudi bernegara Israel ini sudah siap dengan perang menghabiskan kaum Muslimin di Palestina, dan kaum Muslimin yang akan membantu Palestina, maka akankah kita diam?
Apa Yang Sebaiknya Dilakukan ?
Masalah Palestina tidak akan pernah selesai selama derita kaum Muslimin di negeri suci tersebut masih terjadi. Syekh Usamah bin Ladin pernah mengatakan, Amerika tidak akan pernah memimpikan keamanan hingga kami benar-benar merasakannya di Palestina.
Nyatanya, percik darah masih tercecer di bumi Palestina. Ucapan dari mulut-mulut kecil dan tak berdosa, bocah-bocah malang Palestina menjadi saksi betapa kekejaman kaum yahudi laknatullah masih terjadi di bumi suci Palestina. Takkan mungkin air mata tidak menetes menyaksikan kekejaman tak berperi ini dari lubuk hati seseorang yang masih ada iman di dadanya.
Anak-anak kecil Palestina menanggung beban orang-orang dewasa. Langkah kecil mereka terhadang para penjahat yang zolim dan laknat. Diusir dan diburu siang dan malam. Sedangkan kita khawatir dengan anak-anak kita sendiri, ketika tangannya kotor karena debu, sedangkan mereka anak-anak Palestina tangan mereka kotor kena peluru dan mesiu. Serta darah yang tertumpah. Mereka, anak-anak Palestina, tak pernah merasakan kenikmatan hidup sejak terlahir di dunia ini.
Syekhul Jihad, Abdullah Azzam mengatakan bahwa kemuliaan Palestina tidak mungkin kembali hanya dengan ucapan-ucapan saja. Apakah mereka bisa mengembalikan sejengkal saja dari tanah Palestina?. Sesungguhnya dien Allah (Islam) tidak akan menang hanya dengan omong kosong belaka, dan negeri-negeri Islam juga tidak akan terjaga hanya dengan pantun, lagu dan syair serta lainnya.
Sungguh, banjir darah di bumi Palestina ini akan menaikkan tensi ghiroh kita kepada Islam, terutama kaum Muslimin Palestina. Jika bocah-bocah Palestina dengan lantang mengatakan : 'Beri aku senjata, maka demi Allah aku akan melawan mereka'. Maka bagaimanakah dengan kita ?
Syekh Aiman Az Zawahiri, salah satu ulama masa kini yang menaruh perhatian sangat besar terhadap Palestina dengan mengeluarkan pesan dengan judul "Palestina merupakan urusan kita dan urusan setiap muslim". Beliau berpesan :
"Oleh karena ini saya ingatkan kepada setiap orang yang merdeka dan terhormat di Palestina agar tidak membantu menjual Palestina dan tidak membantu menyerahkannya kepada yahudi ataupun berkompromi dengan mereka, meskipun hanya sebutir pasir.
Saya juga tujukan (peringatan saya) kepada setiap orang yang telah masuk dalam organisasi sekuler yang berpaling menjauh dari syariat dan menyerahkan sebagian besar Palestina, dan setuju dengan solusi setan barat dan timur.
Saya tujukan kepada mereka dan saya katakan : Kembalilah kalian kepada kebenaran, kepada jalan Islam dan jihad, berdirilah kalian bersama umat muslim di bawah panji tauhid melawan invasi baru salibis-zionis. Jika kita tidak menyadari bahwa Palestina bukanlah pusat peperangan antara salibis melawan Islam, maka kita tidak akan menyadari sesuatupun. Yakinlah kalian dengan Rabb kalian Sang Pencipta, Pemberi Rizki, Maha Kuat dan Maha Perkasa. Dan ketahuilah bahwa organisasi-organisasi tersebut "tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) suatu kemanfaatanpun dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan." (Al-Furqan: 3). Lalu bagaimana mungkin mereka dapat melakukan segala sesuatu untuk kalian?"
Banjir darah di Kapal Mavi Marmara menunjukkan bagaimana umat Islam dan kaum Muslimin dihinakan oleh sekelompok kecil tentara keturunan kera dan babi. Seluruh badan dunia juga tidak mampu berbuat sesuatu yang konkrit menghentikan agresi anak emas Amerika ini. Padahal, umat Islam mengetahui, dari bumi para nabi tersebut, lahir singa-singa perjuangan yang rela mengorbankan hidupnya untuk sebuah kemuliaan abadi. Izuddin Al Qossam, Yahya Ayash, Syekh Ahmad Yasiin, dan nama-nama syuhada yang tak bisa disebutkan satu persatu yang telah memercikkan darah mereka di Serambi Al Quds demi memenuhi janji mereka kepada Allah SWT. Sungguh, kekejaman yahudi kepada kaum Muslimin hanya akan melahirkan para pemberani dari negeri tersebut.
Muhandi At Thahir, insinyur, ahli bom di brigade Izzuddin Al Qossam, Darin Taufiq, pelaku aksi syahid pertama dari kaum Muslimah, Ayat Al Akras, Riyyim Shalih Ar Riyaasyi, adalah contoh pemuda dan pemudi Palestina yang menempuh jalan syahid demi membela kehormatan kaum muslimin di Palestina. Keyakinan dan keberanian mereka mestinya memompa semangat jihad kaum Muslimin di mana pun mereka berada.
Jihad, Solusi Masalah Palestina
Syekh Abu Mush'ab Az Zarqawi pernah mengatakan : "Sesungguhnya kami berjihad di Irak sementara mata kami tertuju ke Baitul Maqdis".
Palestina telah menjadi masalah seluruh kaum Muslimin yang masih ada setitik iman dan ghiroh Islam dalam dadanya. Masalah ini tidak bisa dijadikan masalah lokal, hanya khusus rakyat Palestina saja, tetapi harus menjadi masalah global, seluruh ummat Islam sedunia. Kaum Muslimin wajib membebaskan tanah kaum Muslimin di Palestina.
Syekh Usamah bin Ladin mengatakan : "Kepada saudara kami di Palestina. Kami ucapkan, Sesungguhnya darah anak-anakmu adalah darah anak kami. Dan darah kalian adalah darah kami. Darah dibalas darah kehancuran dibalas kehancuran. Kami bersaksi atas nama Allah bahwa kami takkan membiarkan kalian sampai kita menang...atau mati seperti Hamzah r.a.
Syekh Usamah menepati janjinya. Serangan 11 September 2001 dilancarakan dan merupakan jawaban langsung atas kebijakan politik Amerika membela agresor Israel yang membumi-hanguskan Palestina. Jadi, Amerika diserang bukan karena mereka adalah corong kebebasan, tetapi karena Amerika adalah pelindung utama kaum laknat yahudi yang menyiksa anak-anak kaum Muslimin.
Al Haznawi, salah seorang pelaku aksi syahid 11 September bersumpah berulang-ulang bahwa yang dilakukannya adalah karena dan untuk Palestina, untuk Palestina, dan Palestina. Begitu juga, Syekh Abdul Aziz Al Muqrin, Syekh Zarqawi, dan lainnya.
Demikianlah perjuangan umat Islam dalam upayanya membebaskan Palestina. Dahulu, Nabi Muhammad SAW memuliakan Masjidil Aqsha dan Palestina. Para sahabat kemudian membebaskannya dan menjadikannya sebagai wilayah Islam. Kini Palestina terjajah dan didzolimi. Percik darah masih tercecer di bumi Palestina. Apakah yang telah kita lakukan ?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar